CONTOH MAKALAH BAJA || TUGAS MATA KULIAH BAHAN DAN MATERIAL BANGUNAN

MAKALAH

BAHAN DAN MATERIAL
BANGUNAN

“SIFAT BAJA SEBAGAI MATERIAL STRUKTUR BANGUNAN”



   
OLEH
KELOMPOK 1


 









UNIVERSITAS HALUOLEO
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
KENDARI
2017

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Sifat Baja Sebagai Material Struktur bangunan” tepat pada waktunya. Tak lupa pula, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini, baik berupa saran maupun materi.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Material dan Bahan Bangunan. Dalam pembahasannya menyangkut pengertian dan pemahaman tentang pokok bahasan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dikarenakan kurangnya pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu kritik dan saran dari rekan-rekan dan semua pihak sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membaca khususnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.


Kendari, 7 November 2017

Penyusu

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan makalah ini sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan Baja?
2.      Apa keuntungan dan kelemahan penggunaan baja ?
3.      Bagaimana sifat baja sebagai material struktur bangunan?

1.3 Tujuan
            Adapun tujuan dibuatnya makalah ini sebagai berikut :
1.      Untuk memberi pemahaman kepada pembaca tentang sifat baja sebagai material struktur bangunan.
2.      Untuk memberi pemahaman kepada pembaca tentang pengertian baja.
3.      Untuk memberi pemahaman kepada pembaca tentang kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan baja.
4.      Untuk memenuhi tugas mata kulai bahan dan material bangunan.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Baja
         Baja merupakan logam campuran yang terbuat dari biji besi. Menurut Frick Heinz dan Koesmartadi Ch, 1999, biji besi merupakan persenyawaan antara besi dan oksigen tetapi dalam bentuk silikat. Biji besi dihasilkan dari tambang-tambang di permukaan bumi (misalnya di Tembagapura).

Tabel 1.1 Jenis dan klasifikasi logam.

2.2 Keuntungan dan Kelemahan Penggunakan Baja
Keuntungan-keuntungan penggunaan baja sebagai bahan bangunan, antara lain adalah:
1.      Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
2.       Dapat di las.
3.       Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya.
4.      Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai nilai sebagai besi tua.
5.      Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar.

Selain keuntungan-keuntungan tersebut bahan baja juga mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
1.      Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran.
2.      Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya karat.
3.      Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah terjadinya pergeseran horisontal.

2.3 Sifat Baja Sebagai Material Struktur Bangunan
Baja merupakan bahan yang mempunyai sifat struktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan. Berat jenis baja tinggi, tetapi perbandingan antara kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien.
Sifat-sifat baja dapat dipengaruhi oleh campuran logam yang lain. Campuran logam itu dapat menambah kekokohan, kekerasan, keuletan regangan, kekuatan daya pikul, daya tahan karat, dan lain-lain. Namun demikian, campuran logam tertentu dapat pula mengurangi daya kekuatan pikul, daya tahan suhu tinggi, keuletan, regangan, dan sebagainya.


Tabel 1.2 Pengaruh campuran logam terhadap sifat-sifat baja.

a.      Sifat Mekanis Baja
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga. memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.

Menurut Standar Nasional Indonesia nomor 03–1729–2002, sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum.

Tabel 1.3 Sifat Mekanis Baja Struktural


Sifat-sifat mekanis lain dari baja struktural untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai berikut:

Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa
Modulus geser : G = 80.000 MPa
Nisbah poisson : μ = 0,3
Koefisien pemuaian : a = 12 x 10 -6 / oC

b.      Sifat Daktilitas Baja
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tiba-tiba. Sifat ini sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan bila terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba, misalnya pada peristiwa gempa bumi.

c.       Korosi
Baja yang berada di lingkungan yang korosif akan mengalami korosi. Korosi berarti kembali menjadi bahan awal (oxid). Yang dimaksud dengan lingkungan yang korosif adalah lingkungan yang dipengaruhi oleh kelembapan, air asin, asam, dan cairan penghantar listrik (elektrolit). Menurut Frick Heinz, 1999, korosi pada baja dibedakan atas dua jenis, yaitu korosi kimia dan korosi elektrokimia. Korosi kimia adalah pengkaratan yang disebabkan oleh kelembapan, air asin, dan asam. Korosi elektrokimia adalah pengkaratan yang terjadi karena pembentukan unsure galvanis. Jika di antara dua logam yang berbeda diberi atau dipengaruhi oleh cairan penghantar listrik (elektrolit), maka akan mengakibatkan rusaknya (korosi) pada logam yang kurang mulia menurut urutan tegangan elektrokimia.


Gambar 1.1 Kerusakan Baja Akibat Korosi Elektrokimia
 Sumber: Frick Heinz, dan Koesmartadi Ch, 1999.
                                                                                





Gambar 1.2 Contoh Korosi pada baja
Masa pakai bahan bangunan baja sangat dipengaruhi oleh pencegahan terhadap korosi. Pencegahan korosi dapat dibedakan sebagai berikut:
Pencegahan terhadap korosi secara non-logam:
·         dicat dengan oli atau dengan gemuk;
·         dicat;
·         dilapisi dengan bahan sintetis; atau
·         dilapisi dengan email.





Gambar 1.3 Contoh pencegahan korosi secara non-logam

Pencegahan terhadap korosi secara logam:
·         menyepuh/melapisi dengan seng (Zn), timah (Sn), emas (Au), atau perak (Ag);
·         melapisi secara galvanis dengan seng (Zn), krom (Cr), nikel (Ni), atau kadmium; atau
·         oksidasi (khusus aluminium).

d.      Pengaruh Radiasi
Menurut Frick Heinz dan Koesmartadi Ch, 1999, untuk menghindari dampak nigatif terhadap kesehatan manusia yang disebabkan oleh perubahan radiasi kosmis atau aliran medan listrik dan medan magnet, maka semua bagian konstruksi baja dihubungkan dengan tanah (arde, pembumian).
Pembumian pada gedung dengan fondasi beton bertulang sebaiknya lewat tulangan fondasi saja dengan menggunakan kabel penghubung dari tembaga. Pada fondasi batu kali, kabel tersebut diletakkan di bawah kaki fondasi di dalam tanah. Pada setiap sudut bangunan, kabel tersebut dihubungkan vertical dengan sloof dan tiang (kolom praktis dsb.). Pada pembumian ini, semua instalasi listrik diberi arde sebagai kawat ketiga (hantaran +, hantaran -, dan arde).

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Baja merupakan salah satu material yang dijadikan sebagai struktur dari bangunan. Baja memiliki keuntungan dan juga kelemahan pada penggunaanya, maka dari itu kita sebaiknya mempelajari tentang sifat baja sebagai material struktur bangunan agar dapat memfungsikan baja dengan aman.
Adapun sifat baja meliputi; sifat mekanis, sifat daktilitas, korosi, dan pengaruh radiasi.

3.2  Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami sifat baja sebagai material struktur bangunan. Dengan memahi sifat baj sebagai material struktur bangunan pembaca dapat mengaplikasikan penggunaan baja sesuai dengan sifatnya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Muh., 2012, Penggunaan Kayu Pada Bangunan, Modul memahami bahan bangunan.


Komentar

Postingan Populer