Tugas Paper ARSITEKTUR BERWAWASAN BUDAYA|| “ARSITEKTUR RUMAH ADAT BALI SKALA MIKRO”

Tugas Paper

ARSITEKTUR BERWAWASAN BUDAYA
“ARSITEKTUR RUMAH ADAT BALI SKALA MIKRO”











OLEH:
KELOMPOK :
MITHA SARASWATY( E1B1 17 013 )
MUHAMMAD IHSAN GAFFAR ( E1B1 17 015 )
MUHAMMAD SAFRULLAH CHAIRUL F.M ( E1B1 17 017 )
NURSYAHRAENI KHATIMAH SYARNAS ( E1B1 17 019 )
RESKI AYUHANI (E1B1 170 21)
SITTI MARDHANIA RASYIDI (E1B1 17 023)




JURUSAN ARSITEKTUR S-1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019



PENGERTIAN ARSITEKTUR & SKALA PERANCANGAN ARSITEKTUR
Arsitektur adalah menyangkut suatu masalah penataan suatu kota dimana pada permulaannya, yakni arsitek tersebut mengerahkan semua ambisinya untuk mendapatkan suatu jarak panjang yang paling baik dari suatu struktur bangunan yang dibuatnya, serta dilihat dari segala sudut pandang.(Nursuina Rahma, 2007)
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Arsitektur tidak akan pernah lepas dari karya arsitektur itu sendiri. Karya arsitektur berbeda dengan bangunan gedung. Menurut Nicolaus Pavsner, segala jenis naungan yang memberi keleluasaan kepada manusia untuk bergerak bebas di dalamnya adalah sebuah bangunan gedung, sedangkan karya arsitektur adalah bangunan gedung yang dibuat dengan keterarahan estetik. Sehingga sebuah karya arsitektur sesungguhnya adalah bangunan gedung yang ditingkatkan kualitasnya. Katerarahan estetik ini menurut Vitruvius dapat diwujudkan dengan 3 syarat, yaitu Firmitas,Utilitas, dan Venustas.

Firmitas adalah kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur terhadap gangguan fisik dan teknis dalam konteks waktu. Artinya, sebuah karya arsitektur itu bukan saja harus tidak mudah roboh akibat terlalu berat, terlalu ringan, juga tidak mudah roboh ketika terkena tiupan angin, goncangan gempa dan tidak lekas lapuk dimakan usia.
Utilitas maksudnya kecocokan antara sebuah karya arsitektur ketika selesai dibangun dan tujuan pemakaiannya. Faktor kecocokan tersebut bisanya diukur dengan satuan yang disebut “fungsi” dan keberhasilannya bisa dinyatakan dengan sebutan “fungsional”. Sebuah karya arsitektur dinyatakan fungsional apabila berfungsi dengan baik.
Venustas adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan rasa. Rasa yang dimaksud disini tidak hanya berkaitan dengan keindahannya bentuk atau nilai estetika semata melainkan juga efek psikologis yang ditimbulkannya, simbol yang tersirat dalam karya arsitektur tersebut, kenyamanan, kesejarahan dan seterusnya.(Budi Sukada,2006).
Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya.
Selain definisi di atas, terdapat beberapa definisi arsitektur berasal dari sumber acuan lainnya, yaitu:
  1. Berdasarkan  kamus, kata arsitektur (architecture ), berarti seni dan ilmu membangun bangunan.  Menurut asal kata yang membentuknya, yaitu Archi  = kepala, dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang, maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan.
  2. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia, arsitektur didefinisikan sebagai wujud  hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan  binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.
  3. Berdasarkan wikipedia, arsitektur adalah aktivitas desain dan membangun sebuah gedung serta  struktur fisik lainnya, yang memiliki tujuan utama untuk menyediakan tempat berteduh bagi kepentingan sosial. Dalam definisi yang lebih luas, arsitektur  juga meliputi desain dari keseluruhan  lingkungan bangunan, dari level makro, yaitu bagaimana bangunan dapat bersatu dengan bentang di sekitarnya sampai dengan tingkat mikro dari arsitektur atau detil konstruksi, misal:  furnitur.
Definisi arsitektur sebenarnya sangatlah luas. Definisi arsitektur pun hingga saat ini masih sering diperdebatkan. Tetapi dalam rangka pengembangan peta jalan pengembangan industri arsitektur ini, maka arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni  secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban  manusia, sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang dari tingkat makro sampai dengan tingkat mikro.
Pada skala makro, arsitektur berkaitan dengan perencanaan tata kota (town planning, hingga perencanaan transportasi, urban/rural planning ), landscape planning, urban design. Sedangkan dalam skala mikro dimulai dari perencanaan interior ruangan hingga bangunan termasuk eksterior maupun taman.
Konsep Dasar
Arsitektur tradisional Bali memiliki konsep-konsep dasar dalam menyusun dan memengaruhi tata ruangnya, diantaranya adalah:
      Orientasi Kosmologi atau dikenal dengan Sanga Mandala
      Keseimbangan Kosmologi, Manik Ring Cucupu
      Hierarki ruang, terdiri atas Tri Loka dan Tri Angga
      Dimensi tradisional Bali yang didasarkan pada proporsi dan skala manusia
ORIENTASI KOSMOLOGI / SANGA MANDALA
Sanga Mandala merupakan acuan mutlak dalam arsitektur tradisional Bali, dimana Sanga Mandala tersusun dari tiga buah sumbu yaitu:
·         Sumbu Tri Loka: Bhur, Bhwah, Swah; (litosfer, hidrosfer, atmosfer)
·         Sumbu ritual: Kangin (terbitnya Matahari) dan Kauh (terbenamnya Matahari)
·         Sumbu natural: Gunung dan Laut
Hierarki Ruang / Tri Angga
Tri Angga adalah salah satu bagian dari Tri Hita Karana, (Atma, Angga dan Khaya). Tri Angga merupakan sistem pembagian zona atau area dalam perencanaan arsitektur tradisional Bali.
      Utama, bagian yang diposisikan pada kedudukan yang paling tinggi, kepala.
      Madya, bagian yang terletak di tengah, badan.
      Nista, bagian yang terletak di bagian bawah, kotor, rendah, kaki.
Dimensi Tradisional Bali
Dalam perancangan sebuah bangunan tradisional Bali, segala bentuk ukuran dan skala didasarkan pada orgaan tubuh manusia. Beberapa nama dimensi ukuran tradisional Bali adalah : Astha, Tapak, Tapak Ngandang, Musti, Depa, Nyari, A Guli serta masih banyak lagi yang lainnya. sebuah desain bangunan tradidsional,harus memiliki aspek lingkungan ataupun memprhatikan kebudayan tersebut.
Hasil penelitian di Desa Jati Bali
Pada bangunan rumah yang ada di Bali biasanya bagian ruang tidur, dapur,wc dipisah, tetapi pada daerah Jati Bali ini bangunan tersebut digabung dikarenakan mengikuti bangunan-banguna rumah yang ada di daerah tempat mereka tinggal, juga dikarenakan biaya untuk membangun bangunan yang berpisah-pisah cukup mahal, sehingga mereka lebih memilih untuk menggabungnya menjadi satu, dan biasanya yang berpisah hanya lumbung dan pura.
 








·         hasta husala kusali untuk mengukur tempat posisi pura dalam area pekarangan rumah diukur menggunakan depah, kepalan tangan, jengkal, maupun berdasarkan langkah.

·         Ornamen pada rumah bali, maupun pada pura dahulu dipahat, namun sekarang dicetak dikarenakan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama jika memahatnya.

·         Tempat tidur dalam rumah di jati bali yaitu kepala mengarah ke timur/ utara. Di dalam rumah ada ruang suci untuk menyimpan sesembahan, letaknya di bagian hulu yaitu utara/timur



DAFTAR PUSTAKA
Archigreen, Rusland (2017, 10 Juni). Pengertian Arsitektur & Skala Perancangan Arsitektur. Dikutip pada 29 mei 2019 dari academia : https://www.academia.edu/4143919/PENGERTIAN_ARSITEKTUR_and_SKALA_PERANCANGAN_ARSITEKTUR


Komentar

Postingan Populer