CONTOH MAKALAH PENERAPAN GREEN ARCHITECTURE KANTOR BUPATI MUNA || TUGAS MATA KULIAH ARSITEKTUR HIJAU

Tugas
Arsitektur Hijau
“Penerapan Green Architecture Kantor Bupati Muna”



NAMA      : Mitha Saraswaty
NIM           : E1B117013
OLEH :





JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Bangunan arsitektur hijau” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tak lupa pula, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini, baik berupa saran maupun materi.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Arsitektur Hijau. Dalam pembahasannya menyangkut pengertian dan pemahaman tentang pokok bahasan.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dikarenakan kurangnya pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu kritik dan saran dari rekan-rekan dan semua pihak sangat diharapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membaca khususnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin


Kendari, 11 September 2018

Penyusun.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB 1 PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Arsitektur Hijau..................................................................... 1
1.2. Tujuan Bangunan Hijau........................................................................... 1
1.3. Prinsip Bangunan Arsitektur Hijau.......................................................... 1
1.4. Penerapan Kantor Bupati Muna Sebagai “Green Architecture”........... 3
1.5. Penerapan “Kantor Bupati Muna” Sebagai Green Building................... 4
BAB 2 PENUTUP
2.1. Kesimpulan................................................................................................ 10
2.2. Saran......................................................................................................... 10
LAMPIRAN

BAB 1
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Arsitektur Hijau
Arsitektur hijau disebut juga arsitektur ekologis atau arsitektur ramah lingkungan, adalah satu pendekatan desain dan pembangunan yang didasarkan atas prinsip-prinsip ekologis dan konservasi lingkungan, yang akan menghasilkan satu karya bangunan yang mempunyai kualitas lingkungan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Arsitektur hijau diperlukan untuk menjawab tantangan persoalan lingkungan yang semakin memburuk dan hal ini disebabkan karena pendekatan pembangunan yang terlalu berorientasi pada aspek ekonomi jangka pendek semata.

1.2.Tujuan Bangunan Hijau
Ada dua tujuan utama penerapan bangunan hijau:
1.      Meminimalkan pemakaian energi dan sumberdaya, terutama yang berasal dari sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui, misalnya bahan tambang.
2.      Meminimalkan emisi (buangan) yang berasal dari proses konstruksi, pemakaian dan pembongkaran bangunan.

1.3.Prinsip Bangunan Arsitektur Hijau
Ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi oleh sebuah bangunan agar dapat disebut sebagai bangunan hijau, yaitu:
1.      Konservasi energy
Bangunan harus dibangun dengan tujuan meminimalkan kebutuhan bahan bakar untuk pengoperasian bangunan tersebut. Efisiensi energi dapat dilakukan mulai saat pembangunan/konstruksi bangunan, pemakaian atau pengoperasian bangunan, dan saat bangunan dirobohkan.


2.      Penyesuaian dengan iklim
Bangunan harus dirancang sesuai dengan iklim dan sumber energi alam yang ada. Ikilim diIndonesia adalah panas lembab, sehingga bangunan harus dirancang untuk mengatasi udara panas, kelembaban dan curah hujan tinggi.
3.      Meminimalkan pemakaian sumberdaya
Bangunan harus dirancang untuk mengurangi pemakaian sumberdaya, terutama yang tidak dapat diperbarui dan diakhir pemakaian bangunan dapat membentuk sumberdaya baru untuk arsitektur bangunan lain.
4.      Memperhatikan pemakai
Bangunan hijau harus memberi perhatian pada keterlibatan manusia dalam pembangunan dan pemakaian bangunan. Bangunan harus memberi kenyamanan, keamanan dan kesehatan bagi penghuninya. Rancangan bangunan juga harus memperhatikan budaya dimana bangunan didirikan, dan perilaku pemakainya.
5.      Memperhatikan lahan (site)
Bangunan harus “membumi”. Ada interaksi antara bangunan dan lahan. Bangunan harus dirancang dan dibangun sesuai dengan potensi lahan tempat bangunan akan didirikan.
6.      Holistik
Bangunan hijau memerlukan pendekatan holistik (menyeluruh) dari seluruh prinsip yang ada.

1.4 Penerapan Kantor Bupati Muna Sebagai “Green Architecture”


1)      Memiliki Konsep High Perfomance Building & Earth Friendly.
a)      Pada dindingsebaiknya digunakan kaca   d beberapa bagiannya. Fungsinya adalah untuk menghemat penggunaan elektrisiti untuk bangunan terutama dari segi pencahayaan dari lampu.
b)      Menggunakan energi alam seperti angin, sebagai penyejuk lingkungan. Jadi, pada Kantor Bupati Kabuten Muna akan diatur Sirkulasi udaranya agar dapat memaksimalkan penghawaan alami.
c)      Bahan-bahan bangunan   yan akan digunakan   cenderun ramah   pada lingkungan.

2)      Memiliki Konsep Sustainable
Pembangunannya sangat di konsepkan, menelaah lahan lingkungan wilayah yang sangat luas, dengan konsep alamiah dan natural, akan dipadukan dengan konsep teknologi tinggi, bangunan ini memungkinkan terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak merusak lingkungan sekitar yang ada.

3)  Memiliki Konsep Future Healthly.
a)      Dapat   dilihat   dar beberap tanaman   rindan yang   mengelilingi bangunan, membuat iklim udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang, karena beberapa vegetasi dapat digunakan sebagai penahan kebisingan. Ini sangat berguna nantinya untuk kepentingan Kantor Bupati itu sendiri.
b)   Dinding bangunan curtain wall akan dilapisi alumunium dapat berguna untuk UV protector untuk bangunan itu sendiri. Tentunya ini semua dapat memberi

c)      efek positif untuk kehidupan. Namun penggunaan aluminium ini sebaiknya tidak mengubah bentuk awal bangunan agar bangunan tetap mengikuti ciri khas awalnya.
4)  Memiliki Konsep Climate Supportly.
Dengan   konsep   penghijauan sangat   coco untu ikli yang   masih tergolong tropis (khatulistiwa). Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan air, dan pada saat kemarau, dapat sebagai penyejuk udara.
5) Memiliki Konsep Esthetic Usefully.
            Penggunaan atap yang kerucut, selain berfungsi sebagai keindahan juga berfungsi untuk mengurangi panas.

1.5.  Penerapan “Kantor Bupati Muna” Sebagai Green Building.
1)  Efisiensi Energy
Bangunan   hijau   serin termasu langkah-langka untu mengurangi konsumsi   energ -   energ yan terkandun baik   diperlukan   untuk mengekstrak,  proses,  transportasi  dan  menginstal  bahan  bangunan  dan energi operasi untuk menyediakan  layanan  seperti pemanasan  dan listrik untuk peralatan.
Seperti kinerja tinggi bangunan menggunakan energi operasi yang kurang, energi yang terkandung telah diasumsikan penting jauh lebih besar - dan mungkin membuat sebanyak 30% dari konsumsi energi secara keseluruhan siklus hidup. Studi gedung menunjukan  bahwbangunan  yang dibangun terutama dengan kayu akan memiliki energi yang terkandung lebih rendah daripada mereka dibangun terutama dengan bata, beton atau baja.
Untuk mengurangi operasi penggunaan energi, efisiensi tinggi jendela dan isolasi di dinding, plafon, dan lantai meningkatkan efisiensi selubung bangunan,  (penghalang  antara ruang AC dan tanpa syarat). Strategi lain, desain bangunan pasif surya, sering diimplementasikan dalam energi rendah rumah. Desainer mengorientasikan jendela dan dinding dan tenda tempat, beranda, dan pohon untuk jendela naungan dan atap selama musim panas sambil memaksimalkan  keuntungan  surya di musim kemarauSelain itu, penempatan jendela yang efektif (pencahayaan) dapat memberikan lebih banyak cahaya alami dan mengurangi

kebutuhan untuk penerangan listrik pada siang hari. Pemanas air tenaga surya lebih lanjut mengurangi biaya energi.
Ruang generasi energi terbarukan melalui tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, atau biomassa secara signifikan dapat mengurangi dampak lingkungan dari bangunan. Pembangkit listrik umumnya fitur yang paling mahal untuk ditambahkan ke sebuah bangunan.

2)      Efisiensi Air
Mengurangi  konsumsi  air damelindungi  kualitas  air merupakan  tujuan utama  dalam  bangunan  yang  berkelanjutan.  Salah  satu  isu  penting  dari konsumsi air adalah bahwa di banyak daerah, tuntutan terhadap penyediaan akuifer  melampaui  kemampuannya  untumengisi  dirinya  sendiri. Semaksimal mungkin, fasilitas harus meningkatkan ketergantungan mereka pada air yang dikumpulkan, digunakan, dimurnikan, dan digunakan kembali di tempat. Perlindungan dan konservasi air sepanjang kehidupan bangunan dapat dicapai dengan merancang untuk pipa ganda yang mendaur ulang air di toilet disiram.
Limbah-air dapat diminimalkan dengan memanfaatkan perlengkapan konservasi air seperti ultra-rendah toilet flush dan aliran rendah kepala pancuran. Bidets membantu menghilangkan penggunaan kertas toilet, mengurangi lalu lintas selokan dan kemungkinan meningkatnya kembali menggunakan air di tempat. Titik perawatan menggunakan air dan pemanas meningkatkan baik kualitas air dan efisiensi energi sementara mengurangi jumlah air dalam sirkulasi. Penggunaan non-limbah dan greywater untuk- situdigunakan  seperti  situs-irigasi  akan  meminimalkan  tuntutan  pada akuifer setempat.

3)  Efisiensi Bahan / Material
Bahan bangunan biasanya dianggap sebagai 'hijau' termasuk kayu dari hutan yang telah disertifikasi dengan standar hutan pihak ketiga, bahan tanaman cepat terbarukan seperti bambu dan jerami, batu dimensi, batu daur ulang, logam daur ulang, dan produk lainnya yang non- beracun, dapat digunakan kembali, terbarukan, dan / atau didaur ulang (misalnya, Trass, Linoleum, wol domba, panel terbuat dari kertas serpih, tanah liat, vermikulit,  linen rami, sisal, padang lamun, gabus , kelapa, kayu

piring serat, kalsium pasir batu, beton) juga menyarankan menggunakan barang-barang industri daur ulang, seperti produk pembakaran batubara, pasir pengecoran, dan puing- puing pembongkaran dalam proyek konstruksi.
Bahan bangunan harus diekstrak dan diproduksi secara lokal ke situs bangunan untuk meminimalkan energi tertanam dalam transportasi mereka. Bila  memungkinkan,  elemen  bangunan  harus  diproduksi  off-situs  dan dikirimka ke   situs,   untuk   memaksimalkan   manfaat   dar off-situs manufaktur  termasumeminimalkan  limbah,  daur ulang memaksimalkan (karena manufaktur adalah di satu lokasi), kebisingan unsur kualitas tinggi, lebih baik manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

4) Peningkatan Mutu Lingkungan
Kualitas Lingkungan diwujudkan dalam kategori untuk memberikan kenyamanan, kesejahteraan, dan produktivitas penghuninya, kualitas udara dalam ruangan, kualitas termal, dan pencahayaan kualitas.
Indoor  Air  Quality  berusaha  untumengurangi  senyawa  organik  yang mudah menguap, atau kotoran udara lainnya seperti kontaminan mikroba. Bangunan  bergantung  pada sisteventilasi  yang dirancang  dengan  baik (passively/naturally- atau mekanis bertenaga) untuk menyediakan ventilasi yang  memadai  udarbersih  dari  luar  rumah  atau  diresirkulasi,  udara disaring serta operasi terisolasi (dapur, pembersih kering, dll) dari hunian lain. Selamproses  desain  dan konstruksi  memilibahan bangunan  dan produk selesai interior dengan emisi nol atau rendah akan meningkatkan kualitas udara.
Sebagian besar bahan bangunan dan pembersihan  / pemeliharaan  produk memancarkan gas, beberapa dari mereka beracun, termasuk formaldehida. Gas-gas ini dapat memiliki dampak merugikan pada kesehatan penghuni, kenyamanan, dan produktivitas. Juga penting untuk kualitas udara dalam ruangan adalah kontrol akumulasi kelembaban  (kelembaban)  yang  mengarah  kpertumbuhan  jamur  dan adanya bakteri dan virus serta tungau debu dan organisme lain dan kekhawatiran mikrobiologi. Intrusi air melalui amplop bangunan atau kondensasi air pada permukaan dingin pada interior bangunan dapat meningkatkan dan mempertahankan pertumbuhan mikroba. Sebuah amplop.
baik berisolasi dan tertutup rapat akan mengurangmasalah kelembaban, tetapi ventilasi yang memadai juga diperlukan untuk menghilangkan uap air dari   dalam  

ruangan   sumber   termasu proses   metabolism manusia, memasak, mandi, membersihkan, dan kegiatan lainnya.
Kontrol  suhu  aliran  udara  atas  sistem  Aditambah  dengan  selubung bangunan yang dirancang dengan baik juga akan membantu dalam meningkatkan  kualitas  termabangunan.  Menciptakan  lingkungan bercahaya kinerja tinggi melalui integrasi hati-hati dan sumber cahaya siang hari listrik akan memperbaiki kualitas pencahayaan dan kinerja energi dari struktur.
Produk-produk  kayu solid, khususnya lantai, seringkali  ditentukan  dalam lingkungan di mana penghuni diketahui memiliki alergi terhadap debu atau partikel lainnya. Kayu itu sendiri dianggap hypo-allergenic dan permukaan halus mencegah penumpukan partikel lembut seperti karpet. Untuk itu direkomendasikan  kayu, vinil, ubin lantai linoleum atau batu tulis bukan karpet. Penggunaan produk kayu juga dapat meningkatkan kualitas udara dengan menyerap atau melepaskan uap air di udara untuk kelembaban moderat.
Interaksi antara semua komponen indoor dan penghuni bersama-sama membentuk proses-proses yang menentukan kualitas udara dalam ruangan.

5)  Operasi Dan Optimasi Pemeliharaan
Keberkelanjutan  bangunan  dapat  dioperasikan  secarbertanggung  jawab dan dipelihara dengan baik. Jika tahap operasi dan pemeliharaan merupakan bagian dari perencanaan proyek dan proses pembangunan akan membantu mempertahankan  kriteria hijau  yang dirancang  pada awal proyekSetiap aspek dari bangunan hijau adalah diintegrasikan ke dalam fase Operating dan   Maintenance. Meskipun tujuan pengurangan limbah dapat diterapkan selama fase desain, konstruksi dan pembongkaran tetapi siklus hidup bangunan itu adalah dalam fase O & M dengan cara seperti daur ulang dan peningkatan kualitas udara berlangsung.


6)  Pengurangan Sampah
Arsitektur hijau juga berusaha untuk mengurangi  pemborosan  energi, air dan bahan yang digunakan selama konstruksi. Selama fase konstruksi, satu tujuan harus untuk mengurangi jumlah bahan pergi ke tempat pembuangan sampah. Bangunan yang dirancang dengan baik juga membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan oleh

penghuni juga, dengan menyediakan di tempat sampah solusi seperti kompos untuk mengurangi masalah akan ke tempat pembuangan sampah.
Untuk  mengurangi  jumlah  kayu  yang  masuk  ke  TPA,  saat  bangunan mencapai akhir masa pakainya, mereka biasanya dibongkar dan diangkut ke tempat   pembuangan   sampah Dekonstruksi   adalah   metod ap yang umumnya dianggap "sampah" dan reklamasi menjadi bahan bangunan yang berguna. Memperpanjang masa manfaat struktur juga mengurangi limbah -. Bahan bangunan seperti kayu yang ringan dan mudah untuk bekerja dengan membuat renovasi mudah.
Untuk  mengurangi  dampak  pada  sumur  atau  pabrik  pengolahan  air,  ada beberapa pilihan. "Greywater", air limbah dari sumber seperti pencuci piring atau mesin cuci, dapat digunakan untuk irigasi bawah permukaan, atau jika dirawat,  untuk  non-minum  tujuan,  misalnya,  untuk  menyiram  toilet  dan mencuci mobil. Kolektor air hujan digunakan untuk tujuan serupa. Sentralisasi sistem pengolahan air limbah dapat mahal dan menggunakan banyak  energi.  Sebuah  alternatif  untuk  proses  ini  adalah  mengkonversi limbah  dan  air  limbah  menjadi  pupuk,  yang  menghindari  biaya  ini  dan menunjukkan manfaat lainnya. Dengan mengumpulkan limbah manusia di sumbernya  dan  berjalan  ke  pabrik  biogas  semi-terpusat  dengan  limbah biologis   lainnya pupu cair   dapat   diproduksi.   Prakti seperti   ini menyediakan  tanah  dengan  nutrisi  organik  dan  menciptakan  penyerap karbon yang menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer, offsetting emisi gas rumah kaca. Memproduksi pupuk buatan juga lebih mahal dalam energi daripada proses ini.

7)  Optimasi Biaya dan Manfaat
Masalah   yang   palin dikritik   tentan membangu bangunan   ramah lingkungan adalah harga, peralatan baru, dan teknologi modern cenderung biaya lebih banyak uang. Penghematan uang berasal dari penggunaan yang lebih efisien utilitas yang menghasilkan tagihan energi menurun.
Studi telah menunjukkan selama masa hidup rentabilitas investasi green building,  mencapai  sewa  secara  signifikan  lebih  tinggi,  harga  jual  dan tingkat hunian serta tingkat kapitalisasi yang lebih rendah berpotensi mencerminkan risiko investasi yang lebih rendah.



8)  Peraturan Dan Operasi
Sebagai akibat dari meningkatnya minat dalam konsep green building dan praktek,  sejumlah  organisasi  telah  mengembangkan  standar,  koddan sistem rating yang memungkinkan regulator pemerintah, membangun profesional  dan  konsumen  menerima  green  building  dengan  keyakinan. Dalam beberapa kasus, kode ini ditulis sehingga pemerintah daerah dapat mengadopsi  mereka  sebagai  peraturan  untumengurangi  dampak lingkungan lokal bangunan.
Perlu Kode dan Peraturan tentang Standar Bangunan Hijau / Green Building yang membantu menentukan tingkat konsumen struktur dari kinerja lingkungan, membangun fitur opsional yang mendukung desain hijau dalam kategori seperti lokasi dan pemeliharaan bangunan, konservasi air, energi, dan bahan bangunan, dan kenyamanan penghuni dan kesehatan, serta menetapkan  persyaratan  minimum  untuk  elemen  bangunan  hijau  seperti bahan atau pemanasan dan pendinginan.

BAB 2
PENUTUP
2.1. Kesimpulan
Konsep ‘Green Architecture atau arsitektur hijau menjadi topik yang menarik saat ini, salah satunya karena kebutuhan untuk memberdayakan potensi site dan menghemat  sumber  daya  alam  akibat  menipisnya  sumber  energi  tak  terbarukan. Berbagai pemikiran dan interpretasi arsitek bermunculuan secara berbeda-beda, yang masing-masing diakibatkan oleh persinggungan dengan kondisi profesi yang mereka hadapi.
Green  Architecture  ialah  sebuah  konsep  arsitektur  yanberusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
2.2. Saran
Adapun saran yang saya berikan sebagai penulis makalah ini antara lain :
1.      Sebaiknya makalah ini dapat digunakan dengan baik dan benar sebagaimana mestinya.
2.      Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang dapat penyajiannya agar dapat dimaklumi oleh para pembaca.

Daftar Pustaka

Anonim. (2012, 8 Juni). Kelebihan dan Kekurangan Model Rumah. Diperoleh pada 11 September 2018, dari : http://www.toentang-gallery.com/2012/06/kelebihan-dan-kekurangan-model-rumah.html

Margaretta. (2012, 11 Maret). Penerapan Green Architecture dan Green Building. Diperoleh pada 11 September 2018, dari: https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/90/87

Yusril. (2017, 22 Januari). Makalah Green Architecture). Diperoleh pada 11 September 2018, dari : http://yusril.my.id/2017/01/22/makalah-green-architecture/

Lampiran
Lokasi Kantor Kabupaten Muna.





Komentar

Postingan Populer